Selasa, 25 Juni 2019

Tarian Tradisional Cilacap Jawa Tengah


Seperti kita ketahui bahwa Cilacap berbatasan langsung dengan Jawa Barat. Dan barang tentu Cilacap memiliki penyatuan budaya. Penggabungan Pasundan (Cilacap Barat) dan Banyumasan (Cilacap Timur) ini melahirkan beberapa tarian.
Tari Jalung Mas

Tari jalungmas diciptakan untuk memenuhi kebutuhan estetika tari lengger Banyumas dengan gamelan calung sebagai bentuk rekaan yang mamadukan dua genre kesenian Lengger Calung (Banyumas) dan Jaipong (Sunda). Tari Jalungmas lebih menitik beratkan pada dua aspek penggarapan, yakni gerak tari yang mengadopsi dari gaya tari jaipong dan gendhing tradisional gaya Banyumas yang disajikan dengan idiom gamelan calung Banyumas.
Jalungmas merupakan akronim dari istilah kata jaipong calung Banyumas. Istilah ini diperkirakan lahir sekitar tahun 80-an, disusun oleh beberapa seniman Cilacap yang pada saat tersebut sedang melakukan pelatihan penggalian seni tradisional lokal sebagai sumber penciptaan karya tari baru.
Tari Kuda Lumping (Tari Ebeg)

Merupakan tarian unik khas Banyumas Cilacap yang menggunakan kuda kepang sebagai alat tariannya. Tari ini menggambarkan kegagahan prajurit berkuda dengan segala atraksinya. Dalam pertunjukkannya ebeg diiringi oleh gamelan yang lazim disebut bendhe. Hal yang paling menarik dari tarian ini adalah ketika para penarinya kerauhan atau kemasukan roh yang dikendalikan oleh para dukun Ebeg.
Tari Megat Megot

Merupakan tari yang bertema pergaulan, karena letak Kabupaten Cilacap termasuk dalam Karesidenan Banyumas yang sudah terkenal dengan tari-tarian pergaulan khas Banyumasan.
Musik pembuka tari Megat Megot yang didominasi oleh kendang jaipongan, pukulan calung yang terdengar penuh dengan rasa semangat dari para pengrawit dan senggakan dari pengrawit dan sinden cukup membuat saya bangkit dari kesendirian.
Kostum penari bermotif batik yang cukup ketat dengan bawahan rok span dan atasan berbentuk baju tanpa lengan, dan rias wajah yang cantik sangat menarik perhatian.
Gerakan yang banyak didominasi dengan gerak geol (gerak) pantat, gerak bahu, dan gerak anggota tubuh dengan tempo cepat membuat tari ini sangat sesuai dengan nama tarinya.
Dipertengahan tari, penari berjalan membentuk barisan berkelompok dengan jarak antar penari sangat sempit, penari berjalan perlahan dengan sikap tangan kanan lurus kesamping dan tangan kiri tepat didepan pusar dilakukan bergantian dengan tangan kiri diiringi oleh musik yang hanya menggunakan mulut, terdengar berbunyi tlang deng tung tlaksebanyak tiga kali dengan dibunyikan secara perlahan lalu dikagetkan dengan gerak dan iringan tempo cepat. Iringan cepat tersebut tetap menggunakan mulut yang berbunyi chibi chibi dengan sikap badan penari merendah dan posisi tangan berada di bawah dagu. Kemudian dengan tempo yang sama, kembali ke tempo perlahan dengan iringan senggakan namun kali ini untuk geraknya diikuti dengan gerak goyang itik dengan iringan mulut yang berbunyi ipik ipik ipik ipik.
Diakhir sajian tari ini, para penari bergerak berlompat sebanyak dua kali dengan posisi kedua tangan lurus di depan dada. Masih dengan iringan mulut yang memang menjadi ciri khas tari ini penari berlompat mengikuti iringan hayo…hayo…, lalu dilanjut dengan gerak geol pantat dengan iringan ora uwis-uwis , ora uwis-wis sebanyak delapan kali. Dengan ekspresi heran, terlihat lelah namun tetap menggoda cukup membuat kami para penonton mengikuti senggakan para pemusik hayo…hayo, sambil tertawa senang.
Ibu Waryanti selaku ketua Dewan Kesenian Cilacap Bidang Seni Tari dan pembina di Lembaga Kursus dan Pelatihan Giyan Lakshita Cilacap beserta seniman tari lainnya, menciptakan beberapa tari seperti Tari Jawilan, Tari Gipyak, Tari Gumreget, Tari Bangga Bangun Desa, Tari Koreh, Tari Ngasag, Tari Lengnes, Tari Sekar Sari dan yang terbaru adalah Tari Megat Megot.

0 komentar:

Posting Komentar